Kamis, 27 Januari 2011

Mahasiswa Bakar Foto SBY-Boediono

Liputan6.com, Yogyakarta: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Mapoltabes Yogyakarta dan di perempatan Pos Besar, Yogyakarta, Rabu (26/1). Dalam unjuk rasa ini, mahasiswa membakar foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap kinerja pemerintah dalam penegakan hukum di Tanah Air.

Dalam orasinya di depan Mapoltabes, mahasiswa menuntut penyelesaian sejumlah kasus hukum dan profesionalitas anggota polisi dalam memberantas mafia hukum yang melibatkan aparat kepolisian. Menanggapi hal ini, Wakapoltabes Yogyakarta AKBP Sudarmanto berjanji akan memenuhi tuntutan mahasiswa mereka. (CHR/Vin)


source : http://berita.liputan6.com/daerah/201101/317710/Mahasiswa.Bakar.Foto.SBY.Boediono

Kapolresta Kawal Demo HMI Pakai Sepeda Onthel



Laporan Reporter Tribun Jogja, Iwan Al Khasni

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
-  Long March massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta dari Parkir Abu Bakar Ali hingga Kantor Pos Besar Yogyakarta, Kamis (26/1/2011), mendapat pengawalan dari polisi. Bahkan, Kapolresta Yogyakarta, Kombespol Atang Heradi, ikut mengawal menggunakan sepeda onthel.

Menggunakan pakai seragam lengkap, dengan HT di tangan, Kapolresta dikawal tiga anggota polisi kota Yogyakarta. Ia terlihat muncul di gedung DPRD Provinsi Yogyakarta, sekitar pukul 10.00 WIB. Kapolres langsung melakukan pantauan di pintu masuk gedung dewan.

"Keliling wilayah saja sambil pantauan langsung di lapangan. Apalagi jaraknya tidak terlalu jauh, hanya seputaran Mapolresta hingga Malioboro," kata Atang.

Ia mengatakan, wilayah perkotaan kota Yogyakarta secara geografis cocok menggunakan sepeda onthel. Jalur jalannya relatif landai dan tidak banyak tanjakan. "Tapi tidak juga selalu naik sepeda, kalo jarak relatif sangat jauh dan butuh waktu yang cepat, tentu menggunakan kendaraan bermesin," jelasnya.

Ia mengatakan program menggunakan sepeda sebagai sarana untuk bekerja mendukung dari sisi kesehatan. "Sehat juga kan mengayuh sepeda seperti ini,"ujar Atang mengakhiri. (*)  

Editor : syafik
 
source : http://jogja.tribunnews.com/2011/01/26/kapolresta-kawal-demo-hmi-pakai-sepeda-onthel

Massa HMI Tuntut Copot Polisi Represif

Laporan Reporter Tribun Jogja Iwan Al Khasni

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA
-  Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta gelar aksi demo di Kota Yogyakarta, Rabu (26/1/2011) pagi. Mereka menuntut pemecatan anggota polisi yang bertindak represif terhadap mahasiswa.

"Seperti teman teman kita yang di Jakarta kemarin, mereka mendapatkan aksi kekerasan dari aparat keamanan," kata Koordinator Umum Aksi Taufik Saifuddin dalam orasinya.

Mereka menilai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi penyebab kegagalan pemerintah termasuk kepolisian. "Jika tidak mampu bubarkan kabinet, turunkan SBY, dan bentuk pemerintahan baru yang bersih melalui pemilihan ulang oleh rakyat,"terangnya.

Dalam aksi itu, mereka mengajukan 12 tuntutan kepada pemerintah, antara lain, selesaikan polemik RUUK DIY secara benar dan proposional, penuntasan kasus kekerasan kepada wartawan.

Dalam aksi massa sekitar 60 orang tersebut di mulai sekitar pukul 09.30 WIB.  jalur yang dilalui massa HMI yaitu Parkir Abu Bakar Ali, DPRD Propinsi, Kepatihan, Pos Besar. (*)

Editor : syafik

source : http://jogja.tribunnews.com/2011/01/26/massa-hmi-tuntut-copot-polisi-represif



HMI Cabang Yogyakarta Nilai Rezim SBY Gagal


YOGYA (KRjogja.com) - Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta mendatangi Polresta Yogyakarta, Rabu (26/1). Kedatangan massa ke kantor Polisi ini untuk mengecam tindakan represifitas aparat Kepolisian dalam merespon aksi unjuk rasa pengurus besar HMI di istana presiden Jakarta beberapa waktu lalu.
“Masih adanya upaya represifitas aparat terhadap para demonstran, akibat sosok Timur Pradopo yang masih terlalu prematur untuk menjabat sebagai Kapolri, padahal masih banyak perwira tinggi Polisi lainnya yang lebih berkualitas,” kata Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta, Wahyu Winarno.
HMI Cabang Yogyakarta menilai, tindakan yang dilakukan aparat ini menunjukkan pemerintah dibawah rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkibiri nilai-nilai demokrasi dimana undang-undang menjamin kebebasan warganya untuk mengeluarkan pendapat.
Selain mengecam tindakan aparat, dalam aksinya massa juga mengecam kebohongan rezim SBY yang dinilai gagal menjalankan pemerintahan dan berkhianat terhadap Bangsa Indonesia. Menjelang peringatan tujuh tahun masa pemerintahannya pada tanggal 28 Januari 2011 nanti, massa menganggap SBY telah meruntuhkan sendiri janji-janji serta komitmennya terhadap rakyat yang diucapkannya sewaktu kampanye.
“Contoh kasus Century dengan membentuk pansus, tetapi setelah pansus menghasilkan rekomendasi justru SBY dan partai demokrat menolak hal itu. Itu adalah suatu pengkhianatan tidak hanya pembohongan,” katanya.
Diungkapkannya, kegagalan rezim pemerintahan SBY juga meliputi berbagai bidang, diantaranya ekonomi, hukum, pendidikan. Jika nanti SBY dan kabinetnya memang terbukti kuat gagal menjalankan pemerintahan, pihaknya akan mengajukan tiga tuntutan.
“Kami menuntut tiga hal, tritura baru diantaranya bubarkan kabinet, turunkan SBY, berantas korupsi dan bebaskan Bangsa Indonesia dari kapitalisme,” imbuhnya.
Dalam aksinya hari ini, massa berkumpul di taman parkir Abu Bakar Ali Yogyakarta. Dengan pengawalan ketat aparat Kepolisian dari Jajaran Samapta Polresta Yogyakarta, pengunjukrasa melakukan longmarch menuju gedung DPRD DIY, Kepatihan, Mapolresta Yogyakarta dan berakhir di perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. (Den)

source : http://www.krjogja.com/news/detail/68073/HMI.Cabang.Yogyakarta.Nilai.Rezim.SBY.Gagal..html

Nilai SBY gagal, HMI Jogja demo

JOGJA: Puluhan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Yogyakarta menilai tujuh tahun pemerintahan SBY sejak 2004 sampai 2011 telah gagal memenuhi harapan rakyat. Sambil berorasi mereka melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD DIY, Rabu (26/1).

"Pemerintahan SBY telah gagal, banyak kasus dan skandal korupsi sampai sekarang yang belum tuntas. Janji-janji serta komitmen yang di bangun tidak ditepati," ungkap salah seorang demonstran M Lukmanul Hakim kepada Harian Jogja di depan gedung DPRD DIY, Rabu (26/1).

Menurutnya, 28 Januari mendatang pemerintahan SBY genap berusia tujuh tahun, namun belum ada hasil konkrit yang bisa dinikmati oleh masyarakat pada umumnya. Karena itu, pihaknya menuntut kepada pemerintah untuk segera melakukan tindak perbaikan nasib rakyat.

"Ada 12 tuntutan dari HMI cabang Jogja, yaitu tegakkan supremasi hukum, usut tuntas kasus Century, sediakan pendidikan gratis untuk rakyat, tangkap adili dan hukum para koruptor tanpa kecuali," jelas lukmanul hakim.

Lebih dari itu sistem demokrasi juga harus segera diperbaiki, polemik RUUK DIY diselesaikan secara baik dan proporsional, termasuk hapus semua kebijakan utang luar negeri dan segera nasionalisasi aset asing.

"Jika tidak mampu maka bubarkan kabinet, turunkan SBY dan bentuk pemerintahan baru yang bersih melalui pemilu ulang oleh rakyat," tandas lukmanul. (Harian Jogja/M Fikri AR)
Foto Ilustrasi

source : http://www.harianjogja.com/beritas/detailberita/HarjoBerita/21078/nilai-sby-gagal-hmi-jogja-demoview.html

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger